![]() |
Tragisnya, akses ini bukan sekadar jalan biasa. Ia menjadi satu-satunya urat nadi bagi belasan pedukuhan di perbatasan Brebes–Cilacap, seperti Dukuh Ringin, Gedung Nanas, Ciwenai, Petinggi, Karangpucung, Karangsengon, Karang Poh, Tambakan, Nyangkokot, Babakan, Kali Jambi, hingga Gir Sapi.
“Kalau hujan, jalan berubah jadi licin dan berbahaya. Sudah banyak pelajar jatuh. Tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda perbaikan,” ungkap Kepala Desa Cinanas, Hensika Sindi Setiawan, saat ditemui Rabu (30/7/2025).
Menurutnya, jalan ini adalah nadi perekonomian masyarakat desa yang mayoritas adalah petani. Rusaknya jalan membuat distribusi hasil pertanian terganggu, yang berdampak langsung pada penghasilan warga.
![]() |
Kondisi ketiadaan drainase membuat air hujan menggenang dan mempercepat kerusakan badan jalan. Ini bukan sekadar masalah infrastruktur, tapi sudah menjadi ancaman keselamatan dan hambatan utama pembangunan ekonomi warga desa.
Pihak desa dengan masyarakat meminta agar anggaran prioritas segera digelontorkan demi memperbaiki jalan yang sudah layak disebut jalur darurat kemanusiaan ini.
“Kalau bukan pemerintah yang peduli, siapa lagi? Jangan tunggu korban jiwa dulu baru turun tangan,” tegas.
Dengan kondisi yang semakin memprihatinkan dan terus dikeluhkan warga, kini saatnya Pemerintah Daerah Brebes menjadikan persoalan ini sebagai alarm keras untuk mempercepat pemerataan pembangunan, terutama di wilayah pinggiran dan perbatasan. Pungkasnya.
( Rizal Sismoro)

