BREBES.INFO. - Ribuan warga Desa Larangan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, berkumpul dalam sebuah aksi deklarasi dukungan untuk "kotak kosong" dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 yang akan datang. Acara besar ini berlangsung pada Sabtu, 19 Oktober 2024, dipimpin oleh Ketua Umum GERTAK (Gerakan Relawan Kotak Kosong) Kabupaten Brebes, H. Slamet Maryoko (Bang Djarot)
Dalam pidatonya, H. Slamet Maryoko menegaskan pentingnya gerakan ini sebagai respons atas situasi politik di Brebes, di mana hanya ada satu pasangan calon, yakni Mita Wurja dan wakilnya. Menurutnya, minimnya pilihan dalam pilkada ini membuat banyak warga merasa suaranya tidak terwakili, sehingga mendukung "kotak kosong" menjadi bentuk pernyataan yang kuat terhadap keterbatasan pilihan tersebut.
"Kami bersatu di sini bukan karena melawan individu tertentu, tetapi karena kami ingin suara kami didengar. Kami menuntut pilihan yang nyata. Itulah sebabnya GERTAK berkomitmen penuh untuk memenangkan 'kotak kosong,' dan hari ini, kami tegaskan tekad kami," ujar Maryoko di hadapan kerumunan yang antusias.
Para warga, terdiri dari kaum ibu dan bapak dari berbagai usia, siap mendukung "kotak kosong." Kehadiran mereka yang luar biasa dalam acara tersebut menunjukkan ketidakpuasan yang semakin meningkat di kalangan pemilih, serta keinginan untuk mendapatkan representasi politik yang lebih luas di Brebes.
Maryoko juga menegaskan bahwa gerakan ini bukan hanya bentuk protes, tetapi juga dorongan untuk perubahan dalam proses seleksi calon pemimpin ke depan. Ia mendesak Komisi Pemilihan Umum untuk lebih mendengarkan suara rakyat dan memastikan bahwa proses demokrasi benar-benar mencerminkan aspirasi pemilih.
Gerakan "kotak kosong" semakin mendapatkan dukungan di Brebes, dengan berbagai komunitas menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap situasi calon tunggal ini. Survei terkini menunjukkan bahwa "kotak kosong" memimpin dengan lebih dari 47% dukungan, sementara kubu Mita Wurja harus bekerja keras mencari strategi untuk mengatasi hal ini.
Deklarasi di Desa Larangan ini semakin memperkuat gerakan "kotak kosong" yang berasal dari akar rumput, menunjukkan bahwa dorongan untuk keadilan dalam pemilu tidak hanya terbatas di daerah perkotaan, tetapi juga telah menyentuh masyarakat pedesaan. Maryoko menutup pidatonya dengan seruan semangat, mengajak warga untuk terus memberikan dukungan hingga hari pemilihan.
"Kita akan tunjukkan bahwa Brebes layak mendapatkan lebih dari sekadar satu pilihan. Kita akan membuat sejarah bersama," ujarnya dengan penuh semangat.
Dengan semakin dekatnya hari pemilihan, dukungan terhadap "kotak kosong" diperkirakan akan mempengaruhi hasil akhir, dan berpotensi menciptakan preseden baru dalam lanskap politik Brebes. Pungkas Djarot. (Rizal S )