BREBES.INFO. - H. Sulam (65), warga Dukuh Pasurupan RT 01/05, Desa Winduaji, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, merasa kecewa atas kurangnya perhatian dari pihak berwenang setelah rumahnya ambruk pada Minggu (8/9) lalu. Rumah berukuran 5,8 x 5 meter miliknya yang berlokasi di RT 17/05 ambruk rata dengan tanah akibat hujan deras yang menyebabkan meluapnya air di gorong-gorong Kali Surupan.
Menurut H. Sulam, meluapnya air disebabkan oleh gorong-gorong yang terlalu sempit, sehingga tidak mampu menampung aliran air saat hujan deras. Pondasi rumah pun akhirnya ambrol, membuat bangunan dua lantai itu ambruk sepenuhnya. “Kami berharap ada penertiban dan perbaikan gorong-gorong. Jangan terlalu kecil, dan bendungan untuk mengairi kolam ikan seringkali menyumbat. Ketika hujan deras, stop bal diangkat, jadi air tidak menyumbat lagi di gorong-gorong,” ujar H. Sulam pada media, Sabtu (28/9).
Meski ia ikhlas atas musibah ini, H. Sulam menekankan bahwa perbaikan ini diperlukan untuk kepentingan umum, agar tidak ada lagi warga yang mengalami kerugian serupa. “Ini bukan hanya untuk saya pribadi, tapi untuk kepentingan bersama. Kami ikhlas karena ini sudah kehendak Allah, tapi jika ada penyebab yang bisa diatasi, kami mohon ada perhatian serius,” tambahnya.
Tanggapan Pihak Berwenang
Plt Kepala PSDA UPT Pemali Hulu, Tri Eko Surjanto, yang melakukan tinjauan ke lokasi pada Selasa (1/10/2024), menjelaskan bahwa sedimentasi parah di saluran air tersebut menjadi penyebab utama meluapnya air ke jalan dan merusak beberapa bangunan di sekitarnya. "Saluran air ini sudah lama mengalami sedimentasi, sehingga air sulit mengalir dengan lancar. Saat hujan deras, air sering meluap dan menyebabkan erosi di sekitar bangunan," ungkapnya.
Sebagai langkah darurat, PSDA akan segera melakukan pengerukan saluran air dan membuat talud sementara menggunakan karung berisi material. Langkah ini diharapkan dapat menahan tekanan air dan mencegah kerusakan lebih lanjut hingga pengerukan selesai dilakukan. "Kami akan segera mengeruk saluran air yang tersumbat agar aliran air kembali normal dan risiko meluap bisa diminimalkan," tambah Tri Eko.
Pengerukan ini diharapkan tidak hanya mengatasi permasalahan luapan air, tetapi juga melindungi bangunan di sekitar saluran air agar tidak mengalami kerusakan lebih lanjut. Rumah Haji Sulam, yang menjadi salah satu bangunan terdampak, diharapkan dapat kembali aman setelah perbaikan infrastruktur air dilakukan. (Rizal. S)