Jelang Pemilihan 2024 Brebes, Relawan GERTAK Serukan Pilih Kotak Kosong untuk Demokrasi Sehat


TARABAN, Harianbumiayu.comMenjelang Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati yang akan berlangsung pada 27 November 2024, Ketua Koordinator Gerakan Kotak Kosong (GERTAK) Kabupaten Brebes Selatan, Bagus Handoko, mengajak masyarakat untuk menggunakan hak suaranya dengan memilih kotak kosong. Seruan ini disampaikan pada acara pertemuan yang digelar di Desa Taraban dan Kretek, Brebes, pada Senin (18/11/2024).

Bagus Handoko menegaskan pentingnya partisipasi aktif dalam pemilu sebagai bentuk penjagaan terhadap demokrasi yang sehat. "Jangan biarkan Pemilu hanya dimanfaatkan oleh satu calon saja. Pemilihan yang hanya menyajikan satu pilihan menunjukkan ketidakberagaman dalam sistem demokrasi kita. Kita harus menggunakan hak pilih kita dengan bijak untuk memastikan pemilu yang demokratis," ujarnya dalam pertemuan yang dihadiri oleh warga setempat.


Ia juga mengkritisi besarnya anggaran yang dialokasikan untuk Pemilu 2024, yang diperkirakan mencapai Rp 74 miliar. Menurut Bagus, anggaran sebesar itu seharusnya mencerminkan kualitas pemilihan yang lebih baik dan beragam, serta lebih memperhatikan kepentingan rakyat. "Dengan anggaran yang begitu besar, kita semua harus memastikan bahwa pemilu ini tidak hanya dimanfaatkan oleh segelintir pihak, tetapi benar-benar menjadi ruang bagi demokrasi yang sehat," lanjutnya.

Sementara itu, Sunarto, seorang tokoh masyarakat setempat, memberikan dukungan penuh terhadap ajakan untuk memilih kotak kosong. Ia menjelaskan, meskipun kotak kosong tidak langsung menghasilkan pemimpin, ia menganggapnya sebagai simbol protes terhadap sistem pemilihan yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat. "Kotak kosong memang tidak akan memilih pemimpin, tetapi kotak kosong itu memiliki makna. Itu adalah bentuk protes terhadap sistem yang tidak memadai," ujar Sunarto.

Sunarto juga menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir tentang bantuan sosial, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), yang terus diberikan oleh pemerintah pusat. "Bantuan sosial dari pemerintah pusat, seperti PKH, tidak akan terpengaruh oleh keputusan politik. Jangan takut, kami siap membantu dan mengawal ibu-ibu yang mungkin merasa terancam," tambahnya.

Seruan ini mengundang berbagai reaksi di kalangan masyarakat, namun banyak yang mendukung gerakan ini sebagai bentuk ekspresi demokrasi yang sah dan penolakan terhadap sistem pemilihan yang dianggap tidak ideal. Bagus Handoko mengajak seluruh warga untuk menjaga integritas dalam memilih, menghindari tekanan politik, dan menggunakan hak pilih mereka secara bertanggung jawab.

Pemilihan serentak pada 27 November mendatang diharapkan menjadi momen bagi masyarakat untuk menunjukkan sikap kritis terhadap proses demokrasi yang ada, serta memastikan kedamaian dan ketertiban dalam pelaksanaan pemilu. ( Rizal.S )

Baca juga berita lengkap lainnya di BREBES.INFO dan HARIANMERDEKA.ID