Krisis Infrastruktur di Sekolah Dasar Brebes: Bangunan Ambruk dan Keterbatasan Ruang Kelas Ancam Kualitas Pendidikan

Kondisi SDN 06 Winduaji

BREBES.INFO. - Sejumlah Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, saat ini menghadapi krisis infrastruktur yang memprihatinkan. Kondisi ini tidak hanya mengancam keselamatan siswa, tetapi juga mengganggu proses belajar mengajar. Beberapa sekolah bahkan terpaksa menggunakan bambu untuk menyangga bangunan yang sudah sangat rapuh.

Di SDN Winduaji 06, kerusakan ruang kelas telah terjadi sejak 2019, namun hingga kini perbaikan belum juga dilakukan. Pada 2022, salah satu ruang kelas akhirnya ambruk total. Kepala Sekolah (KS) SDN Winduaji 06, Anwar Rosidi, S.Pd., mengungkapkan, “Kami sudah melaporkan, tetapi hingga kini belum ada tindakan untuk membangun kembali.”

Keadaan serupa juga dialami SDN Ragatunjung 02. Ruang kelas yang ambruk pada 2020 hingga kini belum diperbaiki. Dengan jumlah siswa mencapai 308 orang, sekolah yang hanya memiliki 10 ruang kelas terpaksa memberlakukan sistem belajar bergilir untuk siswa kelas 1 dan 2. “Kami terpaksa mengatur jadwal pagi dan siang agar semua anak tetap bisa belajar,” ujar Kepala Sekolah, H. Dikin, S.Pd.

Kondisi SDN 03 Pagojengan

Lebih parah lagi, di SDN Pakujati 01 dan SDN Pagojengan 03, dua ruang kelas di setiap sekolah harus disangga dengan bambu untuk mencegah atap ambruk. Nur Hidayah, Kepala Sekolah SDN Pakujati 01, mengatakan, “Bangunan ini sudah sangat tua, kami khawatir sewaktu-waktu atap ambruk dan membahayakan anak-anak.”

Di SDN Wanatirta 04, meskipun sekolah ini memiliki 254 siswa, mereka hanya memiliki enam ruang kelas, padahal idealnya membutuhkan delapan ruang kelas. Kepala Sekolah, Mulyono, S.Pd., menambahkan, “Kami sudah mengajukan pembangunan ruang tambahan, dan lahan sudah tersedia, tetapi hingga sekarang belum ada kabar dari pihak terkait.”

Tidak jauh berbeda, SDN Winduaji 04 juga mengalami kekurangan ruang kelas. Perpustakaan yang seharusnya digunakan untuk membaca, kini disulap menjadi kantor guru karena hanya ada lima ruang kelas yang tersedia. “Kami sangat kesulitan, karena dengan hanya lima ruang kelas, proses belajar mengajar menjadi terganggu,” keluh Kepala Sekolah, Suslihatun, S.Pd.

Kondisi SDN 3 Ragatunjung 

Kondisi serupa juga dialami SDN Pandansari 02 dan SDN Ragatunjung 03, yang bangunannya sudah sangat rapuh dengan atap, lantai, dan dinding yang rusak. Kedua sekolah ini mendesak adanya rehabilitasi bangunan agar proses belajar lebih efektif. “Kami butuh tambahan satu ruang kelas agar proses belajar lebih efektif,” kata Anwar Rosidi, Kepala SDN Pandansari 02.

Di SDN Paguyangan 02, kondisi plafon yang rapuh dan sering terjadi kebocoran ketika hujan menjadi masalah serius. Selain itu, keamanan sekolah juga terganggu dengan sering terjadinya pencurian. Kepala Sekolah Ima Sitiasih, S.Pd., mengatakan, “Kami sudah beberapa kali menjadi korban pencurian, seperti laptop, uang, dan pompa air hilang. Harapan kami adalah agar ada pembangunan keliling demi keamanan.”

Menanggapi hal ini, Koordinator Wilayah Pendidikan Kecamatan Paguyangan, Ahmad Jawawi, S.Ag., berharap agar pemerintah daerah segera mengambil tindakan. “Kami berharap dinas terkait tidak menutup mata terhadap kondisi ini. Kami hanya ingin sekolah yang aman dan nyaman, agar proses belajar mengajar tidak terganggu,” harap Ahmad Jawawi.

Komisi IV DPRD Kabupaten Brebes juga mendesak agar perbaikan segera dilakukan terhadap ruang kelas yang tidak layak. Mereka menekankan pentingnya pemenuhan fasilitas yang memadai untuk mendukung kualitas pendidikan di wilayah tersebut.(r)

Baca juga berita lengkap lainnya di BREBES.INFO dan HARIANMERDEKA.ID