Pelajaran Demokrasi Lewat Pilketos di SMA N 1 Bumiayu: Menjadi Solusi Pengawalan Demokrasi Tanpa Biaya Politik yang Tinggi



Poto: Nur Zaman, S.Pd, Guru Sejarah di sekolah SMA Negeri 1 Bumiayu,  Brebes

BUMIAYU. Harianbumiayu.com. - Proses demokrasi yang diterapkan melalui Pemilihan Ketua Osis (Pilketos) di SMA Negeri 1 Bumiayu menjadi contoh nyata pendidikan politik bagi siswa sejak usia dini. 

Menurut Nur Zaman, S.Pd, Guru Sejarah di sekolah tersebut, Pilketos bukan hanya sekadar pemilihan untuk menentukan ketua osis, tetapi juga sebagai sarana pembelajaran demokrasi yang sesungguhnya. 

“Melalui Pilketos, anak-anak diajarkan tentang mekanisme pemilihan umum dengan prinsip Luber & Jurdil (Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil),” ungkapnya.

Proses Pilketos dimulai dengan pencalonan yang melibatkan koalisi antar kelas dan pengesahan calon oleh Majelis Pimpinan Kelas (MPK), lembaga legislatif tertinggi yang bertugas mengatur jalannya pemilihan. 

Setiap pasangan calon ketua dan wakil ketua osis kemudian melakukan kampanye dengan cara yang transparan, menyebarkan pamflet, melakukan promosi di setiap kelas, serta mengadakan kampanye terbuka dengan mengarak calon ketua osis di halaman sekolah sambil menyampaikan visi-misi mereka.

Selain itu, debat terbuka menjadi bagian penting dari tahapan Pilketos, di mana seluruh civitas akademika sekolah dapat mendengarkan program kerja dari masing-masing pasangan calon. 

Menurut Nur Zaman, debat ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk memilih calon pemimpin mereka berdasarkan ide-ide yang mereka tawarkan, bukan berdasarkan popularitas atau hal lainnya. 

"Proses pemungutan suara pun dilaksanakan dengan sangat demokratis, di mana setiap siswa memberikan suaranya secara langsung tanpa adanya pengaruh politik luar seperti politik uang atau serangan fajar," lanjutnya.


Pelaksanaan Pilketos di SMA N 1 Bumiayu ini mengajarkan pentingnya etika dalam berpolitik, di mana tidak ada kampanye hitam atau saling menjatuhkan, dan setiap calon saling berkompetisi dengan menyampaikan gagasan positif untuk kemajuan sekolah. 

Hal ini, menurut Nur Zaman, menjadi cerminan ideal tentang bagaimana seharusnya proses demokrasi dilaksanakan di tingkat yang lebih tinggi, seperti dalam Pilkada.

Nur Zaman berharap, jika mekanisme demokrasi yang diterapkan di Pilketos SMA N 1 Bumiayu dapat diterapkan dalam proses pemilihan di tingkat nasional, maka biaya politik yang sangat besar bisa diminimalkan. 

“Proses Pilketos yang sederhana namun berjalan dengan prinsip Luber & Jurdil seharusnya bisa menjadi contoh bagi proses demokrasi di Indonesia. Dengan mengurangi ongkos politik yang tinggi, kita bisa mendapatkan pemimpin yang berintegritas, jujur, dan adil,” tambahnya.

Diskusi terkait pengurangan biaya pemilu melalui pemilihan oleh DPRD yang tengah diperbincangkan juga mendapatkan perhatian khusus dari Nur Zaman. 

Menurutnya, jika pilkada dapat dilaksanakan dengan lebih efisien dan transparan, maka masyarakat akan merasakan dampak positif dari proses demokrasi yang bersih dan efektif.

Melalui pengalaman Pilketos, Nur Zaman berharap bisa menjadi inspirasi bagi pembaruan proses demokrasi di Indonesia, agar negara dapat menghasilkan pemimpin yang berkualitas tanpa mengorbankan integritas demokrasi itu sendiri. Tutupnya. Rizal (r)


Baca juga berita lengkap lainnya di BREBES.INFO dan HARIANMERDEKA.ID