BUMIAYU. Harianbumiayu.com. - Suwito, Koordinator Relawan Khusus (Resus) Pemekaran Kabupaten Brebes, menyatakan bahwa dalam perjuangan kita harus kompak, hilangkan sikap ego sektoral serta menghindari potensi-potensi yang mengarah pada perpecahan.
"Menjauhi narasi-narasi negatif yang berpotensi mencederai sendi-sendi kebersamaan dan kesolidan, pro kontra dalam berbeda pendapat adalah wajar tapi harus diiringi dengan sikap dapat menahan diri bersama-sama jika mengarah ke perpecahan," kata Suwito.
Yang terpenting sekarang adalah penguatan konsolidasi internal, konsolidasi untuk menyamakan persepsi dan mengantisipasi hal-hal yang berpotensi ke perpecahan.
"Semua berangkat niatkan dengan ikhlas dan hanya mengharap ridho Allah SWT untuk meraih tujuan. Perjuangan memang bisa saja lewat berbagai sarana yang ada, jalur lobi, dialog, diskusi, media sosial, dan lewat cara lain. Kita sebenarnya sudah di jalur yang benar, walaupun kadang berbeda caranya dalam perjuangan. Tapi harus ada kesamaan persepsi," pungkas Suwito.
Kesejahteraan Masih Jadi Mimpi di Ruang Gelap.
Sejalan dengan Suwito, salah satu aktivis pemekaran lain, Agus Sutiono, mengatakan bahwa satu-satunya program dan aspirasi di Brebes Selatan yang bisa menyatukan warga Brebes Selatan adalah cita-cita merealisasikan daerah otonomi baru (DOB) Brebes Selatan.
Karena warga Brebes Selatan punya satu kesamaan, senasib sepenanggungan, merasakan ketimpangan-ketimpangan pembangunan dan merasakan ada ketidakmerataan keadilan antara Brebes Utara dan Brebes Selatan.
"Ini akan terus terjadi sampai kapanpun selama Kabupaten Brebes belum di mekarkan. Sulit ada kesejahteraan masyarakat di daerah yang sudah overloaded penduduknya dan terlalu luas wilayahnya. Jadi cita-cita kemakmuran rakyat hanya akan jadi mimpi belaka," pungkas Agus Sutiono. Rizal (r)