Talud SDN Winduaji 02 Ambruk, Timpa Rumah Warga: Bangunan Sekolah Rusak Parah dan Terancam Keselamatan Siswa

Talud SDN Winduaji 02 Ambruk, Timpa Rumah Warga: Bangunan Sekolah Rusak Parah dan Terancam Keselamatan Siswa
BREBES. HARIANBUMIAYU.COM. – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes pada Minggu (4/5/2025) sekitar pukul 14.30 WIB, mengakibatkan talud dan tembok pengaman SD Negeri Winduaji 02 ambruk. Reruntuhan material tersebut menimpa sebuah rumah warga yang berada di bawah lokasi sekolah.

Beruntung dalam kejadian ini tidak terdapat korban jiwa. Namun, dampak kerusakan cukup serius, baik bagi pemilik rumah maupun pihak sekolah.

Kapolsek Paguyangan AKP Tasudin, SH, MH melalui keterangannya menjelaskan bahwa rumah yang tertimpa material talud milik Dian Pambudi (46), warga RT 03 RW 01 Desa Winduaji, mengalami kerusakan parah di bagian dapur. Kerugian ditaksir mencapai Rp10 juta. “Untungnya, saat kejadian pemilik rumah tidak berada di lokasi,” ujarnya.

Mendapat laporan warga, Polsek Paguyangan segera menerjunkan dua anggota, yakni Kanit Intel Aiptu Juanda dan Aiptu Huda, bersama Ahmad Jawawi, S.Ag selaku Koordinator Wilayah Satuan Pendidikan Kecamatan Paguyangan untuk meninjau langsung lokasi kejadian.

Dari sisi sekolah, kerusakan mencakup pagar penahan, talud, dan beberapa fasilitas penunjang pembelajaran. Kerugian ditaksir mencapai Rp7 juta.

Kepala SDN Winduaji 02, Toip, S.Pd, mengungkapkan bahwa kondisi sekolah memang sudah sangat memprihatinkan. Dibangun pada tahun 1985, sekolah ini hanya pernah mendapat rehabilitasi dua ruang kelas pada tahun 2010. Saat ini, sekolah menampung sekitar 220 siswa dengan hanya lima ruang kelas, empat di antaranya mengalami kerusakan berat.

“Dari lima ruang kelas yang ada, hanya satu yang masih layak pakai. Selebihnya mengalami kerusakan pada tembok, lantai, dan atap. Bahkan ada ruangan yang ditopang bambu agar tidak roboh,” ujar Toip pada Senin (5/5/2025).

Ia menambahkan, siswa kelas 5 terpaksa belajar di ruang perpustakaan yang sempit dan tidak layak. “Beberapa sudut atap sudah lapuk dan sangat berisiko runtuh. Ini jelas mengancam keselamatan anak-anak,” imbuhnya.

Pihak sekolah dan warga setempat berharap adanya respons cepat dari pemerintah dan dinas terkait untuk melakukan renovasi menyeluruh dan penambahan ruang kelas. “Kalau tidak segera diperbaiki, bukan hanya kegiatan belajar-mengajar yang terganggu, tapi nyawa anak-anak juga dalam bahaya,” tegas Toip.

Warga juga meminta perhatian serius agar insiden serupa tidak kembali terjadi, terutama memasuki musim penghujan yang masih berlangsung.


( Rizal.S ) 


Baca juga berita lengkap lainnya di BREBES.INFO dan HARIANMERDEKA.ID