![]() |
Kepala Desa Mlayang, Abdul Khafidz, melalui Sekretaris Desa Rukhiyanto, menyampaikan bahwa kondisi jalan saat ini sangat membahayakan, terutama saat musim hujan.
“Tanah bergerak menyebabkan jalan miring dan rawan ambles. Saat hujan deras, jalan bisa turun hingga 30 sentimeter,” ungkap Rukhiyanto saat ditemui di Kantor Desa Mlayang, Selasa (1/7/2025).
![]() |
Beberapa kali survei lapangan telah dilakukan oleh tim teknis dari dinas terkait, namun hingga kini belum ada tindakan penanganan permanen.
Dampak tanah bergerak juga dirasakan langsung oleh warga. Sebanyak 13 rumah dilaporkan miring akibat pergeseran tanah. Meski begitu, sebagian besar pemilik rumah memilih bertahan karena keterbatasan pilihan tempat tinggal lain.
“Warga masih bertahan di rumah masing-masing, namun saat hujan deras turun, mereka memilih mengungsi sementara ke rumah kerabat demi keselamatan,” jelasnya.
Selain itu, jembatan Kali Salam yang menjadi akses penting antar dusun juga mulai terdampak. Struktur bawah jembatan terkikis oleh derasnya arus air bercampur lumpur saat hujan, sehingga mengancam keberlangsungan fungsi jembatan dalam waktu dekat.
Pemerintah Desa Mlayang mendesak adanya percepatan penanganan dari pemerintah daerah maupun provinsi. Akses jalan dan jembatan merupakan infrastruktur vital yang jika tidak segera diperbaiki, dapat memutus konektivitas antarwilayah dan meningkatkan risiko keselamatan warga.
“Kami berharap adanya perhatian serius dan tindakan cepat dari pemerintah untuk menangani bencana ini. Jangan sampai ada korban jiwa akibat kelalaian dalam merespons kondisi darurat seperti ini,” tegas Rukhiyanto.
Pemerintah Desa Mlayang terus menjalin koordinasi dengan berbagai pihak demi keselamatan warga dan menjaga kelangsungan aktivitas sosial dan ekonomi di wilayah terdampak.
( Rizal S)