Puluhan warga dari tiga desa, yakni Dukuhturi, Karangmalang, dan Cikeusal Lor, menerima pembayaran ganti rugi sebagai bagian dari pengadaan tanah untuk proyek penanganan banjir Sungai Babakan.
“Hari ini kita serahkan ganti untung bagi warga yang terdampak pembangunan penanganan banjir Sungai Babakan. Ini wujud nyata komitmen pemerintah untuk melaksanakan pembangunan dengan adil, transparan, dan tetap menghormati hak-hak masyarakat,” ujar Bupati Paramitha.
Ia menegaskan, pengadaan tanah untuk kepentingan umum bukanlah proses mudah. Banyak dinamika, pertimbangan sosial, hingga aspek ekonomi yang harus ditempuh. Paramitha juga mengapresiasi kerja keras tim pengadaan tanah, pemerintah desa, serta seluruh pihak yang mendukung hingga tahap pemberian ganti kerugian ini.
“Pembangunan penanganan banjir Sungai Babakan bukan hanya proyek fisik, melainkan upaya bersama melindungi masyarakat dari bencana banjir, meningkatkan kualitas lingkungan, serta menjamin keberlanjutan pembangunan wilayah Brebes,” tambahnya.
![]() |
- BB-2 (Raised bank at Cikeusal Lor Village) Desa Cikeusal Lor: 7.213 m²
- BB-4a (Karangmalang Drainage Detention Basin) Desa Karangmalang: 28.262 m²
- BB-6 sodetan Desa Karangmalang: 1.765 m² Desa Dukuhturi: 7.620 m²
Dari hasil inventarisasi, terdapat 19 bidang tanah di Desa Cikeusal Lor (18 pemilik), 19 bidang tanah di Desa Dukuhturi (17 pemilik), serta 46 bidang tanah di Desa Karangmalang (34 pemilik).
Selain itu, untuk pemindahan makam di Desa Dukuhturi, tercatat 153 ahli waris makam yang berhak menerima ganti kerugian.
“Kami sangat menghargai kebersamaan dan keikhlasan masyarakat yang mendukung program ini demi kepentingan bersama,” kata Dani.
![]() |
“Setelah pembebasan lahan ini, selanjutnya akan dilakukan pelelangan dan konstruksi. Kami berharap dukungan penuh masyarakat agar proyek berjalan lancar dan manfaatnya segera dirasakan, sehingga banjir tidak separah tahun-tahun sebelumnya,” ucap Dwi Agus.
Ia menambahkan, pembangunan ini menggunakan dana pinjaman luar negeri melalui program Flood Risk Management in North Java Project. Pungkasnya. ***


