![]() |
Sorak-sorai penonton terdengar sejak sebelum kick-off dimulai. Dukungan yel-yel, tabuhan drum, hingga kibaran bendera klub menambah semarak jalannya pertandingan. Tak hanya warga lokal, pecinta sepak bola dari berbagai desa sekitar juga hadir demi menyaksikan penentuan juara.
“Turnamen ini sudah seperti festival tahunan. Rasanya rugi kalau tidak datang,” ujar salah seorang penonton.
Pertandingan final mempertemukan Persela Laren melawan Porsigal. Kedua tim bermain ngotot dan saling menyerang. Meskipun laga berlangsung sengit hingga 2x45 menit, skor tetap 0-0. Drama akhirnya ditentukan lewat adu penalti, di mana Persela Laren tampil lebih tenang dan sukses menang 4-3.
![]() |
Selain perebutan gelar juara, turnamen ini juga menghadirkan penghargaan individu. Arif Tumin dari Persela dinobatkan sebagai Best Player sekaligus Man of The Match, sementara Andi Odang dari Porsigal menjadi Top Score turnamen.
Ketua Panitia Watujaran Cup 3, Sigit Purnomo, mengapresiasi antusiasme masyarakat. “Alhamdulillah acara berjalan lancar, aman, dan penuh kebersamaan. Terima kasih atas dukungan semua pihak, terutama penonton yang tertib dan semangat,” ungkapnya.
Kepala Desa Laren, Arief Setiawan, menyebut turnamen ini telah menjadi ajang yang dinantikan masyarakat setiap tahun. “Selain kompetisi, Watujaran Cup juga menjadi ajang silaturahmi dan hiburan rakyat,” ujarnya.
Kesuksesan penyelenggaraan tahun ini membuktikan bahwa Watujaran Cup bukan sekadar turnamen sepak bola, melainkan pesta rakyat Brebes. Ribuan penonton yang hadir menjadi bukti nyata tingginya minat masyarakat terhadap olahraga paling populer di dunia ini.***