![]() |
Setiap tahun, ia menyalurkan 70% dari keuntungan Asyila Farm untuk membina anak-anak yatim piatu.
Bagi Syamsul, berbagi adalah bagian dari keberhasilan usaha.
“Dalam setiap rezeki yang kita peroleh, ada hak orang lain yang mustahik (berhak menerimanya),” tutur Syamsul saat diwawancarai di Brebes, Senin (6/10).
![]() |
“Alhamdulillah, dengan mendonasikan 70% keuntungan untuk anak yatim piatu, rezeki saya tidak berkurang, malah semakin bertambah,” ujarnya.
Asyila Farm berdiri pada 2020 di Dukuh Bandung, Kecamatan Bumiayu, Brebes. Bermula dari peternakan sapi dan kambing, usaha ini melayani kebutuhan hewan untuk ibadah qurban, aqiqah, dan konsumsi.
Kini, bisnis tersebut berkembang pesat dengan ragam komoditas seperti domba sakub khas Brebes, kambing jawa, domba gendel, hingga budidaya ikan lele.
Syamsul tidak berhenti di sektor peternakan. Ia juga merambah bidang olahraga dengan mendirikan klub sepak bola Arsyila Farm FC, dan bahkan ke industri hiburan lewat label Asyila Farm Entertainment.
Konsistensi Syamsul dalam berkontribusi bagi masyarakat semakin nyata melalui kemitraan strategis Asyila Farm Group dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Program kerja sama ini disusun untuk mendukung ketahanan pangan nasional, mencakup program jangka pendek dan panjang:
1. Program Ketahanan Pangan BUMDes Berkelanjutan
2. Program Ketahanan Pangan Terpadu yang menggabungkan peternakan, perikanan, dan pertanian.
3. Program Kemitraan ‘Start dan Finish’, yang mengintegrasikan proses dari pembelian hingga penjualan.
4. Pembangunan Kandang Berkualitas dengan Sistem Bebas Bau.
5. Sistem Penggemukan dan Pembibitan yang Profesional.
Program ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga membuka lapangan kerja baru, meningkatkan produktivitas desa, dan mempercepat pemerataan ekonomi masyarakat pedesaan.
Kisah Syamsul menjadi contoh nyata bahwa bisnis tidak hanya tentang laba, tetapi juga tentang memberikan manfaat.
“Berbagi itu bukan membuat kita rugi. Justru menjadi jalan keberkahan dan pertumbuhan usaha,” ujar Syamsul menutup wawancara.
Komitmen sosial dan inovasi bisnis yang ia jalankan membuktikan bahwa semangat gotong royong dan kepedulian dapat menjadi fondasi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.***

