![]() |
| Poto : Moch Nurkholis S.Pd., M.Pd. |
BREBES - Harianbumiayu.com – Di tengah tantangan globalisasi dan derasnya arus ekonomi digital, SMA Negeri 1 Bumiayu terus berinovasi dalam dunia pendidikan. Salah satu inovasi menarik datang dari Moch Nurkholis, S.Pd., M.Pd., guru matematika yang menggagas konsep “Mathematicalpreneur”, sebuah pendekatan pembelajaran matematika kontekstual untuk menumbuhkan jiwa ekspor sejak dini pada peserta didik.
Sekolah yang berlokasi di Jalan Pangeran Diponegoro No. 02, Desa Dukuhturi, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes ini memiliki 1.070 siswa dan 55 tenaga pendidik serta kependidikan. Dengan visi “Terwujudnya Peserta Didik yang beriman, bertakwa, berprestasi unggul, peduli lingkungan, dan berbasis teknologi informasi”, SMA Negeri 1 Bumiayu berkomitmen mencetak generasi cerdas, kreatif, dan berintegritas.
Menurut Moch Nurkholis, hasil Raport Pendidikan Tahun 2025 menunjukkan peningkatan signifikan pada indikator iklim keamanan satuan pendidikan. Namun, aspek karakter masih menjadi tantangan utama, terutama dalam hal kreativitas dan inovasi.
“Salah satu cara memperkuat karakter adalah melalui pengalaman menghasilkan sesuatu yang baru dan bermanfaat. Dari sinilah lahir ide Mathematicalpreneur,” ujarnya.
Moch Nurkholis menilai, selama ini banyak siswa memandang matematika sebatas ilmu berhitung. Padahal, matematika adalah bahasa universal yang digunakan dalam perdagangan, ekonomi, dan pengambilan keputusan.
“Matematika tidak hanya soal angka dan rumus, tetapi juga logika, analisis, dan perencanaan. Semua hal yang menjadi dasar bagi jiwa wirausaha dan semangat ekspor,” jelasnya.
Melalui pembelajaran berbasis proyek, kolaboratif, dan kontekstual, siswa diajak untuk mengenali potensi lokal yang dapat dikembangkan menjadi produk bernilai ekspor, seperti kerajinan tangan, olahan makanan, atau desain digital.
“Sekolah harus menjadi ekosistem mini ekspor, tempat siswa belajar dari hulu ke hilir—mulai dari menghitung modal, menganalisis peluang pasar, hingga strategi pemasaran digital,” tambahnya.
Konsep Mathematicalpreneur diterapkan melalui kegiatan seperti Mathpreneur Fair, Entrepreneurship Day, dan Student Expo. Siswa mempresentasikan ide bisnis dengan pendekatan data matematis—menghitung modal, menentukan harga jual, hingga menganalisis keuntungan.
“Dengan cara ini, siswa belajar bahwa matematika bukan sekadar teori, tapi alat untuk menciptakan nilai ekonomi dan membuka peluang usaha,” kata Nurkholis.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi antarmata pelajaran. Misalnya, ekonomi membahas pasar dan perdagangan global, bahasa Inggris digunakan untuk komunikasi internasional, sementara matematika menjadi alat analisis rasional yang menopang keduanya.
Lebih jauh, Moch Nurkholis menegaskan bahwa semangat ekspor sejak dini bukan sekadar program tambahan, tetapi kebutuhan strategis bangsa di era global.
“Anak-anak kita harus disiapkan menjadi pencipta peluang, bukan sekadar pencari kerja. Pendidikan harus melahirkan generasi pembelajar sepanjang hayat yang siap menaklukkan dunia dengan logika dan karya,” tegasnya.
Melalui konsep Mathematicalpreneur, SMA Negeri 1 Bumiayu ingin melahirkan generasi muda yang berpikir logis, bertindak kreatif, serta memiliki karakter kewirausahaan dan semangat ekspor yang kuat.
“Dengan sinergi antara guru, masyarakat, dan pemerintah, sekolah bisa menjadi pusat lahirnya eksportir muda Indonesia,” pungkasnya.***
![]() |
| HARIANBUMIAYU.COM "BUMIAYU SATU BUMIAYU MAJU " |

