![]() |
Benih yang digunakan merupakan bantuan APBN Kementerian Pertanian Varietas RSA 002 dengan total sebanyak 375 kilogram, disalurkan melalui Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Bantarkawung pada musim tanam 3, tepatnya 9 Juli 2025. Hasil panen dilakukan pada Oktober 2025 dengan capaian yang dinilai sesuai harapan kelompok tani.
Menurut Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) BPP Bantarkawung, Duleman, S.Tr.P., hasil ubinan diperoleh dari dua plot sampel, masing-masing dengan berat ubinan 4,84 kilogram dan 6,55 kilogram, dengan rata-rata 5,69 kilogram.
“Dengan hasil ubinan tersebut, produktivitas mencapai 9,1 ton per hektare pipilan panen. Ini membuktikan bahwa benih bantuan pemerintah memberikan hasil yang optimal ketika disertai perawatan dan pendampingan yang baik,” jelas Duleman.
Lebih lanjut, Duleman menyebutkan bahwa Kelompok Tani Karang Wungu merupakan salah satu kelompok binaan aktif BPP Bantarkawung yang terus didorong untuk mengembangkan pola tanam dan teknologi pertanian modern.
Selain pendampingan pada komoditas jagung, BPP Bantarkawung juga terus melakukan pembinaan terhadap kelompok tani padi dan palawija di wilayahnya. Saat ini, sebanyak 10 kelompok tani tengah mengikuti Sekolah Lapang (SL) Tematik, yakni metode pelatihan praktis di lahan pertanian agar petani memiliki keterampilan dalam pengelolaan usaha tani dan pengendalian hama terpadu.
“Motivasinya jelas, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keahlian petani dalam berusaha tani secara modern serta menerapkan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT) agar produktivitas meningkat secara berkelanjutan dan ramah lingkungan,” ujarnya.
Kegiatan SL Tematik tersebut dilaksanakan oleh BPP Bantarkawung melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes dengan dukungan DAK Nonfisik Kementerian Pertanian. Program ini diikuti 30 peserta dari 10 kelompok tani di wilayah Kecamatan Bantarkawung sejak 24 Juli hingga Oktober 2025.
Duleman menambahkan, keberadaan Sekolah Lapang menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mencetak petani mandiri yang mampu menjadi agen perubahan di sektor pertanian, khususnya dalam peningkatan produktivitas padi dan palawija.
“Melalui kegiatan seperti ini, kami ingin mewujudkan petani yang mandiri, berdaya saing, dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani secara berkelanjutan,” tutup Duleman.