![]() |
Dalam agenda reses itu, Sururul Fuad turut menggandeng narasumber dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Brebes, drh. Ismu Subroto. Keduanya meninjau lokasi peternakan domba dan memberikan edukasi mengenai inovasi pakan fermentasi yang dapat bertahan lebih lama, efisien, dan ekonomis bagi peternak.
“Kami ingin memastikan aspirasi masyarakat, khususnya para peternak, tersampaikan dan ditindaklanjuti dalam kebijakan pemerintah provinsi. Potensi peternakan di Brebes Selatan sangat besar dan perlu didukung oleh teknologi pakan serta program pemberdayaan yang tepat sasaran,” ujar Sururul Fuad.
![]() |
Kepala DPKH Brebes, drh. Ismu Subroto, menilai kegiatan reses yang diikuti dengan pendampingan teknis merupakan langkah strategis. Menurutnya, peternak membutuhkan monitoring dan pembinaan berkelanjutan agar usahanya berkembang optimal.
“Pendampingan seperti ini sangat dibutuhkan agar perkembangan usaha peternak dapat terpantau. Programnya tidak sekadar bantuan fisik, tapi juga transfer pengetahuan,” tutur Ismu.
Ia menjelaskan bahwa peternak dibimbing dalam berbagai aspek, mulai dari teknik pembibitan, pengolahan pakan berkualitas, hingga manajemen limbah yang ramah lingkungan. “Kelompok ternak bisa meningkatkan kompetensinya dari hulu ke hilir,” tambahnya.
![]() |
“Anggapan bahwa daging segar harus selalu baru disembelih itu tidak sepenuhnya benar. Dengan penyimpanan dan pengelolaan yang tepat, daging dapat tetap segar meski disimpan dalam jangka waktu tertentu,” jelas Yudhi.
Program pemberdayaan peternak di Brebes Selatan ini diharapkan berdampak langsung pada peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani-peternak. DPKH Brebes sendiri menegaskan komitmennya untuk mendorong swasembada protein hewani melalui penguatan kelompok tani ternak.
![]() |
“Brebes memiliki potensi besar di sektor peternakan. Dengan pendampingan berkelanjutan, edukasi yang tepat, dan teknologi pakan yang efisien, kita optimistis peternak lokal bisa meningkat kesejahteraannya,” pungkasnya.***



