![]() |
Hal tersebut disampaikan Otto saat membuka Rapat Kerja Nasional Ikatan Wartawan Online (Rakernas IWO) di Jakarta, yang mengusung tema “Adaptasi Kekuatan Digital, Perkuat Kepemimpinan.”
Dalam sambutannya, Otto Hasibuan menekankan bahwa pers adalah pilar demokrasi yang dijamin undang-undang, namun kebebasan pers harus dijalankan dengan tanggung jawab dan menjunjung tinggi etika profesi.
“Pers adalah pekerjaan yang bebas, namun kebebasan itu harus berjalan seiring dengan tanggung jawab, etika, dan penghormatan terhadap hukum,” ujar Otto.
Otto menjelaskan, media memiliki kekuatan besar dalam membentuk kesadaran publik dan menjaga arah demokrasi tetap pada rel yang benar.
“Demokrasi yang sehat tidak akan tumbuh tanpa peran pers yang independen dan berintegritas. Media online kini menjadi garda depan dalam mencerdaskan masyarakat,” katanya.
Ia juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi dunia jurnalisme di era digital, terutama maraknya hoaks dan disinformasi. Otto menegaskan bahwa insan pers harus menjadi benteng pertama dalam melawan penyebaran informasi palsu.
“Pers harus menjadi garda terdepan dalam melawan hoaks dan disinformasi, dengan menghadirkan berita yang faktual, berimbang, dan berintegritas,” tegasnya.
Lebih lanjut, Otto menegaskan komitmen pemerintah untuk terus membuka ruang komunikasi dengan media sebagai bagian dari transparansi dan kolaborasi dalam memperkuat kualitas demokrasi nasional.
“Kami terbuka untuk berdialog. Kami percaya, kritik yang jernih justru membantu memperbaiki kebijakan publik,” ujarnya.
Di akhir sambutannya, Otto berharap hubungan antara pemerintah dan media dapat terus terjalin harmonis dan produktif, dalam membangun kepemimpinan publik yang cerdas, transparan, dan mencerahkan.
“Mari bersama menjadikan kebebasan pers sebagai kekuatan untuk mencerdaskan bangsa dan memperkuat karakter demokrasi kita,” tutupnya. ( Rizal S)