Komite Pemekaran Brebes Desak Paripurna DPRD Jateng: Siap Turunkan Ribuan Massa Jika Pemekaran Tak Segera Diproses

BREBES | HARIANBUMIAYU.COM – Komite Pejuang Pemekaran Kabupaten Brebes (KP2KB) kembali menegaskan komitmennya memperjuangkan terbentuknya Daerah Otonomi Baru (DOB) Brebes Selatan. Desakan itu disampaikan dalam kegiatan Silaturahmi dan Konsolidasi Pejuang Pemekaran yang digelar di Café Orange, Desa Pagojengan, Kecamatan Paguyangan, Minggu (2/11/2025).

Acara ini dihadiri oleh jajaran pengurus komite, tokoh masyarakat, serta para kepala desa dari wilayah selatan Brebes. Pertemuan tersebut membahas tindak lanjut hasil audiensi KP2KB dengan DPRD Jawa Tengah dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang telah digelar sebelumnya pada 27 Oktober 2025 di Semarang.

Ketua Komite Pemekaran Kabupaten Brebes, Imam Santoso, menegaskan bahwa perjuangan pemekaran bukan sekadar wacana politik, melainkan ikhtiar serius untuk pemerataan pembangunan di wilayah selatan Brebes yang selama ini dinilai tertinggal.

“Perjalanan kita adalah bagian dari perjuangan untuk pemerataan pembangunan infrastruktur. Mudah-mudahan pada tahun 2026 Brebes Selatan dapat masuk dalam moratorium empat usulan kabupaten baru. Siapa pun yang memimpin nanti harus tetap satu visi dan misi untuk kesejahteraan masyarakat,” ujar Imam.

Imam menambahkan, status moratorium pemekaran daerah tidak seharusnya menjadi penghalang bagi pemerintah provinsi maupun DPRD Jawa Tengah untuk melanjutkan proses formal seperti sidang paripurna.

“Moratorium bukan alasan untuk tidak memparipurnakan. Justru paripurna harus dipenuhi agar kita siap ketika moratorium dicabut,” tegasnya.

Nada serupa disampaikan oleh Agus Sutiono, SE., M.Si., Sekretaris KP2KB, yang menyebut lambannya proses administrasi di tingkat provinsi menjadi penyebab kekecewaan masyarakat. Ia menegaskan pihaknya siap mengerahkan ribuan massa jika hingga Desember 2025 belum ada keputusan konkret.

“Target kami jelas: paripurna DPRD Provinsi harus segera digelar. Jika sampai Desember belum ada perkembangan, kami akan turunkan massa dalam jumlah besar,” ujarnya dengan tegas.

Agus mengungkapkan, sedikitnya 20 bus telah disiapkan untuk mengangkut massa dari berbagai kecamatan di wilayah selatan Brebes. Menurutnya, langkah itu diambil sebagai bentuk keseriusan masyarakat yang telah lama menantikan pemerataan pembangunan dan pelayanan publik yang lebih baik.

“Giat ini sangat mulia. Kita akan terus berjuang agar pembahasan pemekaran jilid kedua segera terwujud,” tambahnya.

Gelombang dukungan terhadap pemekaran Brebes Selatan semakin meluas. Faqih Maulana, perwakilan kepala desa Kecamatan Paguyangan, menilai sudah saatnya Gubernur Jawa Tengah menindaklanjuti aspirasi masyarakat dengan mengajukan usulan paripurna kepada DPRD Provinsi.

“Kami mendorong gubernur agar tidak menunda permohonan paripurna. Masyarakat sudah menunggu terlalu lama,” tegasnya.

Sementara Witno, tokoh masyarakat dari Kecamatan Bantarkawung, menilai pemekaran merupakan solusi strategis untuk mengatasi kesenjangan pembangunan antarwilayah.

“Kami siap berada di garis depan mendukung perjuangan ini,” ucapnya.

Dukungan serupa juga datang dari Suid A.M.A., Kepala Desa Pagojengan. Ia menegaskan seluruh kepala desa di Kecamatan Paguyangan siap mendukung penuh perjuangan pemekaran.

“Tujuan pemekaran adalah mendekatkan pelayanan publik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ini perjuangan yang mulia,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dedy Anjar Priyanto, S.E., salah satu tokoh yang hadir, mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu negatif terkait pemekaran.

“Jangan takut dan jangan mudah diprovokasi. Setelah pemekaran terwujud, pembangunan akan dibiayai oleh pemerintah pusat. Mari kita beri pemahaman kepada masyarakat bahwa perjuangan ini untuk kepentingan bersama,” jelasnya.

Komite Percepatan Pemekaran Kabupaten Brebes menegaskan, perjuangan ini tidak akan berhenti sampai terbentuknya Kabupaten Brebes Selatan.

Menurut Imam Santoso, pemekaran bukan sekadar soal administratif, tetapi menyangkut harga diri dan hak masyarakat untuk mendapatkan pemerataan pembangunan dan pelayanan publik yang layak.

Kegiatan silaturahmi ini berlangsung dalam suasana hangat dan penuh semangat kebersamaan. Para peserta menutup acara dengan doa bersama agar perjuangan pemekaran Brebes Selatan berjalan lancar dan membawa manfaat nyata bagi seluruh masyarakat.

Sementara itu, aktivis Brebes Selatan, Rohmat, menegaskan pentingnya persatuan antar-komponen perjuangan. Ia mengingatkan agar seluruh elemen — baik Komite Percepatan, MPP, maupun Presidium Pemekaran — bersatu dalam satu langkah.

“Giat ini jangan main-main. Dulu kepercayaan masyarakat sempat menurun, tapi kini alhamdulillah dengan adanya dorongan Komite Percepatan dan dukungan DPRD Jateng, semangat kembali tumbuh. Tidak ada yang hebat, yang paling hebat adalah kita ketika bersatu untuk menuju pemekaran,” ucap Rohmat penuh semangat.

Menutup kegiatan, Imam Santoso menegaskan bahwa perjuangan pemekaran tidak akan berhenti sebelum Kabupaten Brebes Selatan benar-benar terbentuk.

“Pemekaran bukan hanya soal administratif, tetapi juga soal harga diri dan hak masyarakat untuk mendapatkan pembangunan yang merata,” tandasnya.

Acara yang berlangsung dalam suasana hangat dan penuh kebersamaan itu ditutup dengan doa bersama agar perjuangan pemekaran Brebes Selatan berjalan lancar dan membawa manfaat nyata bagi seluruh masyarakat.***