![]() |
Sejak pagi, petugas menyusuri area terdampak yang masih dipenuhi lumpur tebal dan genangan air akibat hujan deras semalaman. Medan yang berat dan kondisi tanah yang labil tidak menghalangi proses pencarian. Tim mengombinasikan penggunaan alat berat, peralatan manual, serta bantuan anjing pelacak untuk mempercepat penemuan titik-titik potensial keberadaan korban.
Dari sektor C, lima jenazah berhasil dievakuasi dan langsung dibawa ke tim Disaster Victim Identification (DVI) untuk proses identifikasi visual, medis, dan pencocokan data antemortem dari pihak keluarga. Dari lima korban tersebut, tiga berhasil teridentifikasi, yaitu Esiah (22), Maruni (55), dan Karti (54). Dua jenazah lainnya masih dalam proses identifikasi lebih lanjut.
Dengan temuan baru ini, masih terdapat 20 korban yang dinyatakan hilang. Hingga Kamis siang, tercatat 8 warga meninggal dunia, 19 warga luka-luka, dan 4 orang masih menjalani perawatan di puskesmas. Sementara itu, 998 warga mengungsi ke lokasi penampungan yang disiapkan pemerintah daerah bersama unsur gabungan. Pelayanan bagi para pengungsi terus dilakukan, mulai dari bantuan logistik, layanan kesehatan, hingga pendampingan psikologis (trauma healing), terutama bagi anak-anak dan lansia.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto, menyampaikan apresiasi atas kerja keras tim di lapangan yang terus beroperasi tanpa kenal lelah. Ia menegaskan bahwa keselamatan dan pelayanan bagi para pengungsi tetap menjadi prioritas utama, mengingat kondisi cuaca di Banjarnegara masih fluktuatif dan berpotensi membahayakan.
“Seluruh jajaran terus berupaya semaksimal mungkin untuk menemukan korban yang masih hilang. Harapan kami, seluruh korban yang belum ditemukan dapat segera teridentifikasi sehingga keluarga mendapatkan kepastian dan proses pemulihan dapat berjalan dengan baik,” ujarnya di Mapolda Jateng.
Polda Jateng juga mengimbau masyarakat tetap waspada, mengikuti arahan petugas, dan tidak mendekati lokasi longsor untuk menghindari risiko longsor susulan.***
