![]() |
Pertunjukan dengan lakon “Wahyu Purba Sejati” tersebut disajikan secara apik oleh Ki Dalang Sudarto bersama Kesenian Karawitan Laras Jati, menghadirkan perpaduan estetika musik gamelan dan alur cerita klasik yang memukau.
Acara turut dihadiri Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah H. Sururul Fuad, Lc., M.E.I., Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Brebes Arifin, S.Pd., M.H., Ketua Pepadi Brebes Ki Tarto Wiji Wasito, perangkat desa, pelaku seni, dan ratusan warga Paguyangan serta wilayah sekitarnya.
Ketua Panitia, Johan Efendi, mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut dapat terselenggara sepenuhnya berkat dukungan anggota DPRD provinsi dan kabupaten.
![]() |
Kepala Desa Pakujati, Rastam, SH, menegaskan pentingnya pagelaran budaya sebagai sarana mempererat persatuan warga.
“Wayang adalah warisan luar biasa yang harus terus dihidupkan. Seni budaya menjadi perekat masyarakat,” ungkapnya.
Apresiasi juga datang dari Camat Paguyangan yang diwakili Kasi Trantibum, Seger, SE. Ia menegaskan bahwa kecamatan Paguyangan dikenal sebagai wilayah yang kuat memegang tradisi.
“Paguyangan terdiri dari 12 desa dan semuanya cinta wayang. Bahkan kami punya lima dalang aktif dari Pandansari, Pakujati, Kedungoleng, Winduaji, dan Wanatirta,” jelasnya.
Selain wayang, masyarakat Paguyangan juga memiliki kecintaan tinggi terhadap kesenian lengger, perpaduan budaya Brebes–Banyumas yang masih eksis hingga kini.
Anggota DPRD Provinsi Jateng, H. Sururul Fuad, menyampaikan keprihatinannya atas semakin jarangnya pagelaran wayang kulit di tengah era digital.
“Sekarang hiburan ada di ponsel. Karena itu pagelaran wayang kulit makin jarang, terutama di Brebes. Kita ingin membangkitkan kembali uri-uri budaya Jawa,” katanya.
Sururul Fuad menegaskan bahwa wayang bukan sekadar tontonan, tetapi juga media dakwah dan pendidikan karakter.
“Wayang membawa pesan moral dan akhlak. Bangsa kita butuh teladan. Wayang adalah sarana menanamkan nilai kebaikan,” tambahnya.
Sebagai Pembina Lembaga Seni Qasidah Kabupaten Brebes, ia juga mendorong regenerasi seniman melalui berbagai parade dan festival kasidah yang kini terus berkembang.
Dengan dukungan pemerintah, DPRD, seniman, tokoh masyarakat, dan warga, Paguyangan dinilai memiliki potensi besar menjadi pusat kegiatan seni tradisi di wilayah Brebes selatan.
Pagelaran ini bukan sekadar tontonan, tetapi menjadi simbol kebangkitan budaya Jawa di Kabupaten Brebes.***

