![]() |
Akses vital sepanjang sekitar 1 kilometer, tepatnya dari Dukuh Karanganyar menuju perbatasan Kutabima, dibiarkan rusak berat selama bertahun-tahun.
Pantauan warga di lapangan memperlihatkan kondisi yang memprihatinkan. Jalur ini masih berupa tanah merah bercampur bebatuan, tanpa perkerasan maupun pengaspalan.
Ketika musim hujan tiba, jalan berubah menjadi lintasan licin dan berlumpur, bahkan kerap memicu insiden kendaraan tergelincir.
Fajar (36), pengguna jalan yang hampir setiap pekan melintas menuju Cimanggu, mengaku tidak habis pikir mengapa pemerintah tidak melakukan langkah konkret.
“Ini sebenarnya jalan kabupaten atau jalan desa? Kok dibiarkan rusak parah bertahun-tahun. Saya sering lewat sini kalau ke Cimanggu, tapi kondisinya tidak pernah ada peningkatan,” ungkapnya dengan nada kecewa.
Keluhan serupa datang dari Carsam (45), warga Cibentang, Bantarkawung. Menurutnya, jalur Desa Waru seharusnya menjadi rute terdekat dan paling efisien menuju wilayah Cimanggu. Namun pengguna jalan terpaksa memilih memutar karena kondisi tak layak.
“Lewat Desa Waru itu jauh lebih dekat. Tapi dari Karanganyar ke Kutabima jalannya rusak parah. Saat hujan licinnya luar biasa karena tanah liat semua. Belum pernah sekalipun diaspal,” katanya.
Kepala Desa Waru, Hendra Susilo, S.Kom., menegaskan bahwa pihak desa tidak tinggal diam. Berbagai jalur formal telah ditempuh, mulai dari Musrenbang kecamatan hingga pengajuan surat resmi ke Pemkab Brebes. Namun hasilnya nihil.
“Kami sudah berkali-kali mengajukan pembangunan jalan kabupaten dari Dukuh Karanganyar sampai perbatasan Kutabima. Lewat musrenbang, hingga surat resmi. Tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda perbaikan,” jelasnya.
Hendra menilai kondisi ini semakin terasa timpang ketika melihat perbedaan mencolok antara wilayah Brebes dan Cilacap. Begitu masuk area Kutabima, jalan mulus menyambut. Namun saat kembali ke wilayah Brebes, kerusakan langsung terlihat jelas.
“Begitu masuk Kutabima jalannya bagus. Tapi bagian Brebes rusaknya parah, seperti tidak tersentuh pembangunan,” tegasnya.
Ruas ini bukan sekadar jalur alternatif. Bagi warga, jalan Desa Waru–Kutabima merupakan akses utama yang menghubungkan aktivitas ekonomi Brebes–Cilacap: perdagangan, pendidikan, kesehatan, hingga logistik hasil bumi.
Kondisi yang tak terurus ini dinilai dapat: menghambat pergerakan ekonomi masyarakat, memperlambat mobilitas antar kecamatan, serta meningkatkan risiko kecelakaan, terutama pada musim penghujan.
Masyarakat dan Pemerintah Desa Waru kini berharap Pemkab Brebes segera melakukan peninjauan lapangan, lalu memberikan langkah nyata dalam penanganan jalan tersebut.
Warga menegaskan bahwa masalah ini bukan sekadar keluhan, melainkan kebutuhan mendesak yang berhubungan dengan keselamatan dan aktivitas harian ribuan pengguna jalan.***

