![]() |
Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk mengenalkan penggunaan Asameka sebagai alat yang dinilai lebih praktis dan efisien dalam penyadapan getah pinus. Dengan teknologi ini, diharapkan mutu dan volume produksi getah meningkat signifikan.
Hadir dalam acara tersebut perwakilan dari Divisi Regional Jawa Tengah, di antaranya Kasi Utama Produksi Non Kayu, Administratur KPH Pekalongan Barat Prasetyo Lukito, Kasi Produksi dan Ekowisata, para Asper/KBKPH, KRPH, serta mandor dan 43 Ketua KTS dari wilayah BKPH Salem dan Bantarkawung.
![]() |
“Asameka ini diharapkan mempercepat proses pembaharuan quare pohon pinus, sehingga kualitas dan kuantitas getah meningkat. Ini langkah efisien dan lebih praktis untuk penyadapan modern,” jelas Prasetyo.
Kepala Seksi Utama Produksi Non Kayu Perhutani Divre Jateng, Bagas Avianto, menyampaikan bahwa kegiatan serupa digelar serentak di seluruh KPH penghasil getah pinus se-Jawa Tengah.
“Dari 20 KPH di Jawa Tengah, ada delapan yang memproduksi getah. Semoga dengan alat ini, pendapatan Kelompok Tani Sadap bisa meningkat meski kita tetap evaluasi kekurangan dan kelebihannya,” ujarnya.
![]() |
“Kami sangat berterima kasih atas pelatihan dan alat baru ini. Harapannya, hasil dan penghasilan kami bisa lebih baik,” ungkapnya.
Dengan program ini, Perhutani menunjukkan komitmen untuk terus berinovasi dalam mendukung produktivitas sektor kehutanan serta kesejahteraan mitra kerjanya. Pungkasnya.
( Rizal.S)